Mengapa Individu yang Cerewet Dianggap Tidak Penting?











Image by Gerd Altmann dari Pixabay


Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita melihat orang yang suka bersuara atau berpendapat dianggap nggak begitu penting oleh orang lain. Hal ini bisa terjadi di banyak situasi, mulai dari ngobrol bareng temen, rapat kerja, sampai di lingkungan sosial. Tapi, sebenernya kenapa ya hal itu bisa terjadi? Nah, di artikel ini kita bakal bahas lebih dalam tentang faktor-faktor psikologis yang bikin orang yang suka 'Asal Bersuara' jadi terlihat negatif di mata orang lain.

Kita mulai dari peran kepribadian dalam penilaian terhadap orang yang suka bersuara. Orang yang punya kepribadian ekstrovert biasanya lebih suka ngomong dan aktif dalam diskusi. Tapi, kalo terlalu banyak ngomong, bisa bikin mereka dianggap terlalu dominan atau kurang peka sama pendapat orang lain. Padahal, sebenernya apa yang mereka omongin bisa aja berguna lho.

Selain kepribadian, budaya dan norma sosial juga ikut mempengaruhi cara kita nilai orang yang suka bersuara. Ada budaya yang lebih suka orang yang lebih humble dan sopan dalam berkomunikasi, jadi kalo ada yang terlalu keras, dianggap kurang menghargai nilai-nilai itu. Tapi, di budaya lain yang lebih menghargai ekspresi diri yang bebas, orang yang suka bersuara justru lebih dihargai.

Lalu, persepsi tentang kekuasaan dan otoritas juga bisa berpengaruh pada penilaian terhadap orang yang bersuara. Orang yang dianggap punya posisi atau pengetahuan yang lebih tinggi biasanya lebih dihargai kalo mereka bersuara. Tapi, kalo dianggap nggak punya kedudukan yang kuat atau pengetahuan yang cukup, pendapat mereka sering diabaikan.

Untuk mengatasi persepsi negatif terhadap orang yang suka bersuara, penting untuk sadar bahwa setiap orang punya kontribusi yang berharga. Kita juga perlu menciptakan lingkungan yang mendukung ekspresi diri yang sehat dan menghargai pendapat setiap individu. Dengan komunikasi yang terbuka dan penerimaan terhadap perbedaan pendapat, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan menghargai kontribusi setiap individu.

Akhir Kata:
Apabila ada seseorang yang berkepribadian ekstrovert dan mempunyai kebiasaan berbicara sangat aktif di masyarakat, barangkali itu akan membuat orang lain beranggapan bahwa dia adalah orang yang pandai atau berilmu, tetapi itu juga tergantung status dia di tengah masyarakat sebagai apa? Apakah dia punya jabatan atau kedudukan di tengah masyarakat? Apakah dia merupakan salah satu tokoh masyarakat? Jika jawabannya adalah 'IYA' maka biarkan saja. Berarti dia adalah benar-benar orang yang bisa dikatakan 'Penting' tetapi jika dia hanyalah orang biasa, maka bisa jadi masyarakat akan menganggapnya sebagai 'Orang Nggak Penting'. Nah, apabila kita sendiri ada di posisi itu, bisa nggak bisa kita harus merubahnya sedikit demi sedikit agar anggapan orang lain bahwa kita termasuk 'Orang Nggak Penting' bisa cepat hilang. Perlu dicatat nih, menjadi orang yang dianggap 'Penting' dalam masyarakat itu adalah pilihan Anda sendiri, jangan sampai terjadi kasus dimana Anda sudah capek-capek ngomong malah nggak digubris oleh orang banyak, pasti.....rasa malunya sampai ke ubun-ubun dan nggak bakalan hilang sampai 7 hari kedepan. Yang terpenting adalah melihat diri kita sendiri, kenali diri sendiri, dan bersikaplah dengan bijak agar tidak malu di kemudian hari.


REFERENSI:


1.  Buku The Psychology of Speaking Up: Why Your Voice Matters and How to Use It oleh Smith, A (2018)

2. Opini pribadi dalam melihat perilaku tetangga di tengah masyarakat.