Fakta Hubungan Antara Keberadaan Hantu Dengan Ilmu Fisika dan Biologi

Fakta Hubungan Antara Keberadaan Hantu Dengan Ilmu Fisika dan Biologi

Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

Fenomena keberadaan hantu, yang sering menjadi sorotan dalam berbagai kepercayaan dan mitos, semakin menarik ketika kita mencoba memahaminya melalui lensa ilmu pengetahuan. Hari ini adalah hari Selasa, 23 Januari 2024, saya dan Anda akan membahas hubungan antara keberadaan hantu dengan ilmu fisika dan biologi untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kebenaran bahwa hantu bisa dijelaskan secara ilmiah dalam dunia ilmu pengetahuan. Benarkah? Mari kita bahas satu persatu!

Fisika dan Energi Supernatural:

Dalam ilmu fisika, konsep energi memiliki peran penting. Beberapa teori mencoba menjelaskan keberadaan hantu sebagai entitas energi. Dengan merinci prinsip-prinsip thermodinamika yang mengatur energi dalam sistem tertutup, kita dapat lebih memahami apakah keberadaan energi supernatural seperti hantu sesuai dengan hukum-hukum fisika yang kita ketahui. Pada tahun 1901, salah seorang ahli fisika asal Haverhill, Massachussets, Amerika Serikat bernama DR. Duncan MacDougall telah meneliti dan melakukan beberapa eksperimen tentang keberadaan materi aneh di sekitar kehidupan manusia. Dia berpendapat bahwa hantu adalah suatu materi yang memiliki unsur sama persis seperti 'Jiwa' yang ada dalam tubuh manusia, dan dia berpendapat bahwa 'Jiwa' mempunyai berat dan bisa ditimbang. Benar, materi aneh itu adalah materi yang mempunyai kehidupan, sama seperti 'Jiwa'. Orang awam selalu menyebut materi aneh ini dengan sebutan 'Hantu'. MacDougall banyak mendengar cerita tentang entitas tersebut dan akhirnya mulai bekerja keras dan meneliti hal yang membuatnya penasaran itu, salah satunya adalah seperti yang saya sebutkan pada kalimat sebelumnya, yaitu Hantu. Hasil penelitiannya yang terkenal diseluruh dunia bernama '21 Grams Experiment' yang menyatakan bahwa berat orang meninggal turun sebanyak 21 gram. Pernyataan itu ternyata disetujui oleh banyak ilmuwan Fisika pada masa itu meskipun sebenarnya ada juga beberapa ilmuwan yang membantahnya.


Gelombang Elektromagnetik, Thermodinamika, dan Fenomena Paranormal:

Teori yang sering muncul adalah bahwa hantu dapat berkomunikasi melalui perubahan gelombang elektromagnetik. Namun, ilmu pengetahuan belum memberikan bukti konkret tentang bagaimana entitas non-fisik dapat memanipulasi medan elektromagnetik. Meskipun ada peralatan paranormal yang mengklaim mendeteksi aktivitas ini, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi hubungan ilmiah antara hantu dan gelombang elektromagnetik. Dalam eksplorasi fenomena paranormal, hubungan antara hantu, thermodinamika, gelombang elektromagnetik, orbs, dan Toxoplasma dapat dijelaskan melalui lensa ilmiah. Hantu, entitas yang sering dihubungkan dengan dunia supranatural, mengundang pertanyaan tentang hubungannya dengan thermodinamika.


Berdasarkan informasi dari ruangguru.com , Albert Einstein pernah mencetuskan satu teori yaitu Thermodinamika. Dia mengatakan, pada intinya saat seseorang meninggal dunia, energi dari tubuhnya menyatu dengan alam sekitar. Proses pemakaman menyebabkan tubuhnya menjadi sumber nutrisi bagi dekomposer seperti cacing dan belatung. Dalam konteks ini, energi yang sebelumnya menjadi bagian dari individu tersebut berpindah ke entitas dekomposer ini. Dengan demikian, siklus alamiah ini menggambarkan keterhubungan energi antara manusia dan lingkungan sekitarnya setelah kematian. 

Teori Thermodinamika oleh Albert Einstein cukup masuk akal, energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, melainkan hanya berubah bentuk. Namun berdasarkan informasi dari buku Investigating Ghosts: The Scientific Search for Spirits yang ditulis oleh B Radford, teori thermodinamika belum tentu benar karena ini hanyalah sebuah konsep yang secara kebetulan masuk akal. Konsep ini dapat membawa kita pada pertimbangan bahwa entitas paranormal dapat muncul sebagai perubahan energi yang tidak dapat dijelaskan oleh hukum thermodinamika yang kita kenal dari Albert Einstein.


Ketika berbicara tentang keberadaan hantu, beberapa meyakini bahwa mereka dapat berinteraksi melalui gelombang elektromagnetik. Teori ini mencoba menjelaskan bagaimana entitas paranormal dapat berkomunikasi melalui perubahan medan elektromagnetik di sekitarnya. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk klaim semacam itu, dan sejauh ini, bukti empiris yang mendukung masih minim. Namun begitu, tolong dicatat bahwa fenomena ini perlu dievaluasi dengan penuh kewaspadaan ilmiah. Kewaspadaan ilmiah disini berarti jangan langsung percaya begitu saja terhadap apapun sebelum diteliti secara ilmiah.


Apakah hantu dapat diteliti secara ilmiah? Apakah Anda pernah melihat hantu? Ada yang menjawab 'pernah' dan ada yang menjawab 'tidak pernah'. Tetapi lain halnya dengan beberapa orang yang mengaku pernah melihat hantu menggunakan matanya sendiri, mereka juga mengatakan bahwa hantu yang mereka lihat biasanya memiliki kemampuan untuk mengubah bentuk dari bentuk yang satu ke bentuk yang lainnya. Hantu tidak bisa dilukai secara fisik, mereka tidak bisa mati tetapi hanya mengubah bentuk mereka ke bentuk lainnya sesuai yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia. Itu adalah pengalaman supernatural mereka, pengalaman yang dianggap supernatural mungkin memiliki penjelasan ilmiah yang dapat dimengerti oleh akal sehat manusia, misalnya mengenai aspek thermodinamika yang selalu dijadikan acuan oleh para ahli fisika di dunia untuk mengorek suatu informasi tentang entitas-entitas yang sulit dijelaskan secara ilmiah. Lalu apakah yang dimaksud dengan aspek thermodinamika itu? Maksudnya adalah seperti yang saya sebutkan diatas tadi. Seperti itulah definisinya. Hal ini adalah sebuah fenomena yang mengundang pro dan kontra, bahkan ada yang tidak peduli dan skeptis. Keberanian untuk mendekati fenomena ini dengan sikap skeptis dan berbasis bukti dapat memfasilitasi pemahaman yang lebih baik tentang aspek-aspek yang sebelumnya mungkin terasa misterius.


Biologi dan Pengaruh Psikologis:

Dari sudut pandang biologi, pengaruh psikologis dapat memberikan penjelasan yang menarik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengalaman melihat hantu dapat terkait dengan aktivitas otak dan persepsi yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Ini menunjukkan bahwa fenomena hantu mungkin terjadi karena respons biologis terhadap kondisi tertentu. Dalam memahami keberadaan hantu, penelitian terkini mengeksplorasi kemungkinan hubungan antara hantu dan biologi. Terdapat spekulasi bahwa pengalaman paranormal atau hal-hal metafisika dapat dipengaruhi oleh faktor biologis, seperti respons otak dan perubahan psikologis. Beberapa ahli juga mencatat adanya korelasi antara infeksi parasit mikroskopis, seperti Toxoplasma gondii, dengan persepsi terhadap keberadaan aktifitas paranormal. Meskipun belum ada bukti ilmiah yang meyakinkan, kajian ini membuka wawasan baru terhadap cara biologi memainkan peran dalam fenomena hantu yang masih menjadi misteri bagi orang awam.

Berdasarkan informasi dari detik.com Pandangan bahwa kita hidup berdampingan dengan makhluk tak kasat mata menjadi keyakinan sebagian orang, yang mendorong beberapa individu yang lebih 'peka' untuk mengklaim kemampuan melihat keberadaan mereka. Kepercayaan ini muncul dari pengalaman subjektif dan pandangan spiritual, menciptakan keragaman dalam cara orang menginterpretasikan keberadaan makhluk tak terlihat di sekitar kita. Meskipun pendekatan ini bersifat subyektif, fenomena ini tetap menjadi subjek diskusi dan penelitian dalam konteks spiritualitas dan persepsi manusia terhadap dimensi lain.


Menurut survei Chapman University di 2017, sebanyak 52% masyarakatnya percaya bahwa suatu tempat bisa dihantui arwah. Angka ini mencatat peningkatan signifikan sebesar 11% dari data tahun 2015. Hasil survei ini mencerminkan ketertarikan dan keyakinan yang tinggi dalam fenomena keberadaan hantu, yang masih menjadi aspek penting dalam pandangan masyarakat terhadap spiritualitas dan dunia supranatural.

Toxoplasma, Perwujudan Orbs dan Aktifitas Paranormal:

Penelitian tentang parasit mikroskopis Toxoplasma gondii juga menjadi sorotan. Meskipun lebih terkait dengan perubahan perilaku pada inangnya, ada spekulasi bahwa infeksi Toxoplasma pada manusia dapat memengaruhi persepsi dan mungkin berkaitan dengan pengalaman paranormal maupun perwujudan 'orbs' yang diakui memang nyata keberadaannya. Seiring dengan itu, fenomena 'orbs' dalam fotografi, yang sering diartikan sebagai energi supernatural, dapat memiliki penjelasan ilmiah yang sederhana. Partikel kecil seperti Toxoplasma atau debu dapat menangkap cahaya kamera, menciptakan efek visual yang disebut 'orbs'. Hal ini menjelaskan bahwa Orbs bukanlah bukti langsung dari keberadaan roh atau entitas paranormal, melainkan hasil dari kondisi teknis fotografi. Namun, kita semua tidak boleh gegabah menyatakan bahwa 'orbs' itu adalah perwujudan hantu, perlu diingat bahwa klaim ini masih kontroversial dan perlu penelitian lebih lanjut, sudah ada banyak ahli fotografi dan ahli metafisika yang meneliti tentang hal ini. Bukan hanya ahli metafisika yang harus meneliti, tetapi juga ahli fisika dan biologi.


Akhir Kata

Sebagai kesimpulan, memahami hubungan antara hantu dengan ilmu fisika dan biologi memerlukan pendekatan ilmiah yang kritis. Meskipun banyak teori dan spekulasi, belum ada bukti ilmiah yang meyakinkan tentang keberadaan hantu. Pemahaman terhadap fenomena ini tetap terbuka untuk interpretasi dan penelitian lebih lanjut. Selain itu, walaupun fenomena ini sering diinterpretasikan secara supernatural, analisis yang mendalam dapat membantu merinci faktor-faktor ilmiah yang mungkin terlibat. Dengan demikian, menjelajahi sisi ilmiah dari dunia paranormal dapat membuka pintu untuk lebih banyak penelitian yang dapat menjelaskan fenomena yang sebelumnya dianggap tidak dapat dimengerti menjadi sesuatu yang mudah dimengerti oleh orang awam sekalipun. Misalnya seperti pada masa lampau ketika televisi belum ditemukan. Setelah televisi ditemukan, banyak orang awam saat itu mengira didalam televisi terdapat roh halus karena dalam kotak sekecil itu ada orang didalamnya. Mereka mengira orang dalam televisi tersebut menggunakan ilmu paranormal yang bisa memperkecil ukuran tubuh untuk masuk ke dalam televisi. Orang-orang awam saat itu memang belum mengerti, tetapi setelah penemu dan para ilmuwan berbicara tentang mekanisme televisi, mereka semua jadi mengerti. Dunia supranatural juga seperti itu, saya yakin bahwa kelak di masa depan dunia supranatural dapat diungkap dengan teknologi metafisika yang lebih maju.


REFERENSI:

1) (Modul+Buku) Linking out-of-body experience and self processing to mental own-body imagery at the temporoparietal junction (2005). The Journal of Neuroscience, 25(3), 550-557 oleh Blanke, O., Mohr, C., Michel, C. M., Pascual-Leone, A., Brugger, P., Seeck, M., & Landis, T.

2) Buku Investigating Ghosts: The Scientific Search for Spirits (2017) oleh Radford, B.

3) Buku Belief in psychic ability and the misattribution hypothesis: A qualitative review (2006), British Journal of Psychology, 97(3), 323-338 oleh Wiseman, R., & Watt, C.

4) (Modul+Buku) The Effects of Dust and Air Quality on Orb Video and Photographic Imaging. Journal of Scientific Exploration, 28(2), 253-267 (2014) oleh Roe, C. A., Boccaccini, M. T., Funderburk, J. R., Bub, K. L., & Dufour, B. D.

7) Buku In Search of the Paranormal, Llewellyn Publications (2015) oleh Richard Estep