Tahun Bersejarah Masuknya Handphone Pertama di Indonesia

Photo by Johnny OP on Unsplash
Pada tahun 1990, Indonesia menyaksikan kedatangan handphone sebagai tonggak sejarah dalam dunia telekomunikasi di tanah air. Era ini ditandai dengan perkenalan perangkat komunikasi yang memudahkan akses dan memungkinkan mobilitas tinggi. Mari kita melihat lebih dekat mengenai jenis handphone apa yang masuk ke Indonesia pada tahun tersebut. Handphone yang masuk ke Indonesia umumnya menggunakan teknologi analog. Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi tanpa perlu terhubung dengan kabel fisik seperti telepon rumah atau fixed-line, membebaskan mereka dari keterbatasan jangkauan dan memfasilitasi komunikasi yang lebih fleksibel.

Handphone pada masa itu cenderung memiliki ukuran yang lebih besar dan berat dibandingkan dengan perangkat modern saat ini. Pada masa itu semua jenis handphone dioperasikan dengan metode keypad, belum ada teknologi layar sentuh seperti sekarang ini. Desainnya yang bulky mencerminkan kemajuan teknologi pada masa itu dan merupakan simbol status bagi pemiliknya. Salah satu ciri khas handphone pada era tersebut adalah adanya antena eksternal yang menonjol. Antena ini, seringkali dapat dilipat atau ditarik, berperan penting dalam meningkatkan kualitas sinyal. Meskipun terkadang kurang praktis, antena eksternal menjadi gambaran dari evolusi desain handphone.

Keterbatasan teknologi pada masa itu tercermin dalam kapasitas baterai yang terbatas. Handphone biasanya hanya mampu bertahan selama beberapa jam, dan waktu bicara pun relatif singkat dibandingkan dengan standar sekarang. Ini menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh pengguna handphone pada masa itu. Akan tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan adanya baterai cadangan, yang biasanya hanya dapat dimiliki oleh para pejabat dan pebisnis. Kenapa bisa seperti itu? Karena harga baterai cenderung mahal dan jumlahnya juga terbatas, tidak seperti sekarang ini.

Pada awalnya, handphone di Indonesia pada tahun 1990 dianggap sebagai barang mewah karena harganya yang tinggi. Sehingga, hanya segelintir orang yang mampu memilikinya. Namun dimulai pada tahun 1995 seiring dengan berjalannya waktu dan teknologi seluler yang semakin berkembang, handphone menjadi lebih terjangkau untuk masyarakat umum. Masyarakat umum disini yang saya maksud adalah masyarakat umum di kota-kota besar di Indonesia seperti: Jakarta, Surabaya, Medan, dan sebagainya. Handphone pada masa itu lebih banyak dimanfaatkan oleh kalangan bisnis dan profesional yang membutuhkan alat komunikasi yang dapat diandalkan di mana saja. Keberadaan handphone memudahkan para eksekutif untuk tetap terhubung dengan kantor dan klien tanpa harus bergantung pada telepon tetap.

Meskipun pada awalnya menggunakan teknologi analog, perangkat handphone di Indonesia pada tahun 1990 membuka jalan bagi transformasi lebih lanjut ke teknologi digital dalam beberapa tahun kemudian. Pada tahun tersebut menggunakan sinyal 1G atau disebut juga sinyal Generasi Pertama, antara tahun 1990 sampai dengan tahun 1991 akhir. Kemudian Telkomsel Indonesia memperkenalkan jaringan 2G di seluruh Indonesia mulai awal 1992 sampai dengan 1995. Ini mencakup pengenalan sistem seluler generasi baru yang membawa perubahan signifikan dalam dunia telekomunikasi di Indonesia. Sejak saat itu masyarakat Indonesia terbiasa menggunakan jaringan 2G hingga bertahun-tahun lamanya sampai tahun 2006, dimana Telkomsel kembali memperkenalkan jaringan 3G secara komersil secara Nasional. Kemudian pada tahun 2013, Telkomsel kembali memperkenalkan jaringan 4G yang terus berlangsung hingga bertahun-tahun. Bersamaan dengan itu, Smartfren secara mengejutkan mulai mengoperasikan jaringan 4G LTE di seluruh Indonesia. Dari sinilah masyarakat Indonesia banyak yang penasaran dan mulai berebutan untuk memperoleh handphone dengan kecepatan yang jauh lebih nyaman daripada pendahulunya di tahun 1990. Itulah mengapa tahun 1990 adalah tahun bersejarah bagi perkembangan telekomunikasi seluler di Indonesia.