Menghadapi Orang Tua Yang Suka Marah Akibat Dipecat dari Pekerjaannya

Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay
Pemutusan hubungan kerja adalah salah satu momen sulit dalam kehidupan, dan seringkali, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh individu yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga oleh keluarga mereka. Bagaimana jika orang tua Anda sering marah-marah karena imbas dari pemutusan hubungan kerja? Seperti yang kita pahami bersama bahwa di negara kita ini hanya pegawai negeri atau PNS yang akan menerima dana pensiun jika mereka sudah tidak aktif bekerja lagi. Pegawai honorer atau pekerja sistim kontrak hanya akan mendapat ucapan terimakasih saja. Sekarang kita akan membahas bagaimana menghadapi situasi tersebut dan menawarkan solusi untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan orang tua di saat-saat sulit ini.

Empati dan Pahami Perasaan Mereka
Penting untuk mengerti bahwa reaksi marah orang tua Anda mungkin merupakan respons alami terhadap stres dan kekhawatiran finansial yang muncul akibat pemutusan hubungan kerja. Mereka akan berkata 'Apa yang harus aku lakukan?' Cobalah untuk menempatkan diri Anda di posisi mereka dan merasakan ketakutan dan kecemasan yang mereka alami. Jika memungkinkan, lakukanlah sesuatu yang membuat mereka tenang dan nyaman walaupun hanya sementara. Misalnya dengaan membuatkannya secangkir teh panas, memberikan biskuit kegemarannya, atau mengajaknya ngobrol sambil memijat punggungnya yang sedang sakit.

Buka Komunikasi Dengan Mereka
Langkah pertama dalam menyelesaikan masalah adalah membuka saluran komunikasi. Berbicaralah dengan jujur ​​dan tulus kepada orang tua Anda. Sampaikan perasaan Anda, dan dengarkan juga perasaan mereka. Diskusikan harapan, kekhawatiran, dan rencana untuk menghadapi situasi ini bersama-sama. Jangan diam saja! Kalau anda cuma diam dan melakukan aktifitas tanpa mempedulikan orang tua anda, bahkan cuek dengan keluhan-keluhan mereka, berarti anda tidak tahu diri dan tidak peka. Sewaktu anda masih kecil, semua keluhan anda akan ditanggapi oleh orang tua anda dengan penuh kasih sayang. Kini giliran anda. 

Cari Solusi Bersama
Setelah terbuka dalam komunikasi, fokuslah pada pencarian solusi bersama. Diskusikan rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk mengatasi masalah keuangan dan membangun kembali stabilitas. Mungkin ada peluang untuk mencari pekerjaan baru, atau mengeksplorasi peluang usaha yang baru dengan memanfaatkan modal yang masih tersisa. Mendirikan warung kecil-kecilan misalnya, itu bisa menjadi solusi sementara sambil menunggu modal terkumpul kembali.

Dukungan Emosional
Saat menghadapi ketidakpastian pekerjaan, dukungan emosional sangat penting. Tunjukkan kepada orang tua Anda bahwa Anda ada di samping mereka dan bersedia memberikan dukungan sebanyak mungkin semampu anda. Keberadaan Anda sebagai sumber dukungan dapat membantu meredakan ketegangan dan meningkatkan kepercayaan diri mereka untuk mengatasi tantangan. Biasanya tantangan demi tantangan akan selalu ada, kebanyakan berasal dari masyarakat sekitar tempat tinggal kita sendiri. Anda pasti memaklumi bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia suka KEPO atau serba ingin tahu urusan orang lain. Anda sebagai anak sudah semestinya mencegah agar semua itu tidak mengusik ketenangan orang tua anda.

Jaga Kesehatan Mental Bersama:
Pemutusan hubungan kerja dapat memberikan dampak psikologis yang signifikan. Dorong orang tua Anda untuk menjaga kesehatan mental mereka dengan berbicara terbuka tentang perasaan mereka, mencari dukungan dari teman atau keluarga lain, atau bahkan mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan seorang profesional. Seorang profesional disini maksudnya adalah orang yang bijaksana, berpengalaman menghadapi segala kesulitan, dan tentunya berpendidikan tinggi. Jika tidak menemukan orang yang semacam itu, temuilah tokoh masyarakat atau sesepuh yang anda percayai bisa mencegah terjadinya gangguan mental.

Dari semua uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa untuk menyikapi reaksi marah yang muncul pada orang tua sebagai dampak pemutusan hubungan kerja, perlu kita aplikasikan pendekatan yang lebih mendalam. Proses ini membutuhkan kesabaran untuk memahami setiap lapisan kekhawatiran yang mereka alami, empati untuk meresapi perasaan yang muncul, dan kerjasama yang erat untuk mencapai pemecahan masalah yang efektif. Dengan membuka komunikasi secara mendalam, tidak hanya tentang ketidakpastian pekerjaan tetapi juga tentang perasaan dan harapan masing-masing, kita dapat merinci rencana tindakan yang lebih khusus. Mencari solusi bersama tidak hanya melibatkan rencana finansial jangka pendek, tetapi juga mungkin melibatkan rencana pengembangan keterampilan atau pendidikan lanjutan untuk memperluas peluang pekerjaan di masa depan. Memberikan dukungan emosional mencakup lebih dari sekadar pendengaran; kita dapat bersama-sama mengidentifikasi sumber dukungan lain dalam jaringan sosial atau mencari panduan dari profesional kesehatan mental. Menjaga kesehatan mental bersama bukan hanya tentang memberikan dukungan kepada orang tua, tetapi juga tentang merancang rutinitas dan kebiasaan yang mendukung kesehatan mental kita sendiri sebagai keluarga. Dengan pendekatan holistik seperti ini, kita dapat membangun hubungan yang kokoh dan memberdayakan satu sama lain melalui tantangan yang dihadapi. Saya agak lupa definisi utama dari pendekatan holistik itu apa, jika anda adalah mahasiswa psikologi atau sosiologi pasti benar-benar memahaminya. Kalau tidak salah, pendekatan holistik adalah pendekatan untuk memahami pikiran dan perilaku manusia yang berfokus pada melihat sesuatu secara keseluruhan, bukan hanya dari satu sudut pandang saja.