Fakta Jathilan, Tarian Jaman Dulu Yang Memiliki Daya Magis

Image/photo by anakdewa

Ning nong neng Gung....tuiiit toeet toeet....neng nong neng gung....neng nong neng gung.....begitulah bunyi gamelan pengiringnya, dilengkapi dengan suara seruling sakti yang melengking tinggi sekali.

Di pulau Jawa, terdapat sebuah tarian tradisional yang begitu khas dan penuh dengan pesona mistis yang bisa dibilang lumayan aneh. Tari Jathilan adalah tarian yang menggabungkan seni, musik, dan kepercayaan spiritual yang diyakini memiliki hubungan dengan dunia mistis. Tarian ini telah mewariskan warisan budaya dari generasi ke generasi dan tetap menjadi daya tarik unik bagi para penontonnya. Saya mempunyai catatan khusus pada waktu melihatnya dulu, saya hanya melihat satu kali itu saja. Walaupun saya adalah orang jawa asli tetapi entah mengapa saya belum tahu asal usul tarian itu. Tidak ada catatan pasti tentang asal-usul Tari Jathilan, sehingga keberadaannya berlumuran dengan cerita dan legenda dari masa lalu. Namun, banyak yang percaya bahwa tarian ini memiliki akar yang sangat kuat dalam kepercayaan animisme dan spiritualisme yang dianut oleh masyarakat Jawa sejak zaman dahulu kala.

Tari Jathilan menggabungkan unsur ritual dan kesenian, menciptakan harmoni antara dunia nyata dan dunia mistis. Para penari yang menari dengan penuh semangat dan terkadang terlihat seperti berada dalam kondisi trans, diyakini sedang 'diisi' oleh roh-roh atau entitas gaib selama pertunjukan. Mereka melakukan gerakan-gerakan yang kuat dan enerjik sebagai bagian dari ritual untuk berkomunikasi dengan dunia mistis. 

Menurut saya pribadi, tari Jathilan ini malah mirip dengan kesenian Reog Ponorogo jaman dulu sewaktu kakek saya belum dilahirkan. Berbeda dengan jaman sekarang ini, dimana kesenian-kesenian tersebut sudah terpengaruh oleh perkembangan jaman, tidak murni seperti saat pertama kali diciptakan oleh para leluhur kita di masa lampau. Sebelum tari Jathilan dimulai itu kan biasanya ada seorang tokoh yang berpakaian seperti pesilat, memakai baju serba hitam, memberi salam pada para penonton dan mengucapkan kata-kata dalam bahasa jawa 'Njenengan sedoyo sing tunggal guru ojo ngganggu, tunggal konco ojo nggodha' yang artinya 'Anda semua yang satu perguruan jangan mengganggu, satu pertemanan jangan menggoda' dan diikuti dengan kalimat-kalimat khusus dalam bahasa jawa menggunakan alat elektronik seadanya. Hal itu selalu dilakukan meskipun ditonton oleh banyak turis asing. Jaman sekarang beda lagi, seperti yang pernah saya lihat. Ada beberapa namun tidak semuanya seperti itu. Si tokoh sesepuh yang memberi salam pada penonton menggunakan 3 bahasa: bahasa Jawa, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Dia berbaju serba hitam, bertuliskan 'We'll Show You Our Real Show' memberi kode kepada anggota-anggotanya sambil berbicara didepan laptop, mengendalikan 'Slideshow' di panggung pertunjukan dan semua peralatan pertunjukan sudah mengandalkan sistem komputer. Bagus juga, tetapi nilai sakralnya seakan lenyap.

Meskipun Tari Jathilan memiliki akar yang kuat dalam kepercayaan animisme, seiring berjalannya waktu, tarian ini telah terpengaruh oleh agama Islam dan budaya Jawa. Banyak grup Jathilan yang menambahkan nuansa Islam ke dalam tarian mereka dengan menggunakan syair-syair religius dalam musiknya. Tari Jathilan melibatkan penari yang mengenakan kostum yang menggambarkan binatang seperti kuda atau singa. Binatang-binatang ini memiliki makna simbolis tertentu dan diyakini memiliki hubungan dengan dunia mistis. Misalnya, singa melambangkan kekuatan dan keberanian, sementara kuda melambangkan kecepatan dan kebebasan.

Salah satu elemen paling mencolok dari Tari Jathilan adalah kondisi trance atau posesi spiritual yang dialami oleh beberapa penarinya. Dalam keadaan trance, penari diyakini "dihuni" oleh roh atau entitas gaib, dan mereka dapat melakukan tindakan-tindakan yang tidak mungkin dalam keadaan normal, seperti mengunyah pecahan kaca atau mengangkat beban yang sangat berat tanpa merasa sakit. Saya sempat heran, kalau makan pecahan kaca dan paku atau silet, benda-benda itu larinya kemana? Bisa jadi larinya ke dunia lain. Pertunjukan ini sering diadakan pada acara-acara tertentu, seperti perayaan panen atau upacara tradisional, sebagai ungkapan syukur dan penghormatan terhadap alam dan leluhur. Semuanya mengandung keajaiban dan mistis. Tari Jathilan memang salah satu peninggalan budaya yang sarat dengan keajaiban dan mistis, juga termasuk didalamnya kepercayaan spiritual. Bagi penduduk Jawa, tarian ini bukan hanya seni panggung biasa, tetapi juga sarana untuk terhubung dengan dunia mistis dan memuliakan leluhur mereka. Selama kita mengagumi keindahan dan pesona Tari Jathilan, mari kita juga menghargai nilai-nilai budaya dan spiritual yang tersembunyi di baliknya. Saya Jati S Watorokito, sampai jumpa di artikel berikutnya. Salam sukses!